Minggu, 23 Oktober 2016

GERAK BIASA dan GERAK REFLEKS

Gerak Biasa dan Gerak Refleks


Pada topik kali ini, kalian akan mempelajari tentang rangsangan yang timbul akibat kinerja sistem saraf yaitu gerak, baik gerak biasa maupun gerak refleks. Apa itu gerak biasa? Apa itu gerak refleks? Bagaimana mekanisme gerak biasa dan gerak refleks dapat terjadi? Untuk mempermudah pemahaman kalian, silahkan simak analogi berikut ini.
        Pernahkah kalian bersin ketika menghirup debu saat di jalan raya atau berkedip saat berkendara di jalan raya?

        Kedua kejadian tersebut merupakan contoh gerak refleks, yaitu gerak tanpa disadari, tanpa dikendalikan, dan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai respon akibat rangsangan dari luar. Gerak refleks merupakan salah satu jenis gerak. Selain itu, ada pula gerak biasa.

        Gerak merupakan pola respon sederhana yang terjadi ketika sistem koordinasi menerima sinyal atau impuls dari luar melalui organ tubuh manusia (reseptor). Impuls (rangsangan) sebelum diproyeksikan menjadi sebuah gerak, harus dihantarkan oleh organ pembawa impuls (rangsangan) terlebih dahulu, yaitu penghantaran impuls melalui sel saraf dan penghantaran impuls melalui sinapsis. Penghantaran impuls melalui sel saraf baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan berjalan melalui serabut sel saraf (akson). Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial listrik ini terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Stimulasi yang kurang kuat tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Akan tetapi bila kekuatannya besar maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Penghantaran Impuls melalui sinapsis. Sinapsis adalah tonjolan berisi neurotransmiter yang terbentuk pada titik temu antarakson suatu sel saraf dengan akson sel saraf lain. Proses penghantaran impuls melalui sinapsis baik berupa rangsangan ataupun tanggapan berjalan melalui celah antartonjolan (sinapsis) memanfaatkan neurotransmiter. Apabila jalur penghantaran impuls baik melalui sel saraf atau melalui sinapsis berjalan dengan baik, akan timbul sebuah gerak yang merupakan tanggapan atau respon dari rangsangan yang ada. Gerak akibat koordinasi penghantaran impuls yang berjalan lancar dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks.
        Gerak biasa merupakan gerak yang disadari dan dapat dikendalikan sesuai dengan keinginan. Proses terjadinya gerak biasa (sadar) melalui proses yang panjang. Impuls (rangsangan) harus melalui beberapa saraf, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris, lalu impuls dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak. Kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, akan dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor (tubuh/ indra manusia) menjadi sebuah gerakan yang disadari. Sementara proses pada gerak refleks (tanpa disadari) berjalan dengan cepat. Impuls (rangsangan) melaui jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian impuls diteruskan oleh saraf sensoris ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung (konektor) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motoris untuk disampaikan ke efektor (tubuh/ indra manusia).